Di era globalisasi ekonomi saat ini, para pelaku bisnis diberikan berbagai fasilitas untuk meningkatkan kinerja ekspornya, salah satu yang paling signifikan adalah fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor). KITE merupakan program dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam hal impor bahan baku yang akan digunakan untuk produksi barang ekspor. Dengan adanya fasilitas ini, perusahaan dapat memperoleh pembebasan atau pengembalian bea masuk untuk bahan baku, barang modal, dan atau bahan penolong yang diimpor untuk proses produksi barang ekspor.
Fasilitas KITE sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu KITE Pembebasan dan KITE Pengembalian. KITE Pembebasan memungkinkan para pelaku usaha untuk mengimpor bahan baku tanpa harus membayar bea masuk terlebih dahulu. Sedangkan KITE Pengembalian, mengizinkan pengusaha untuk mendapatkan pengembalian bea masuk setelah barang jadi diekspor. Adanya kedua fasilitas ini membuat pelaku usaha lebih leluasa dalam mengatur keuangan dan cash flow perusahaan, terutama dalam hal pembelian bahan baku, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Untuk mendapatkan fasilitas KITE, perusahaan harus memenuhi beberapa persyaratan dan melalui proses aplikasi yang diajukan kepada Bea Cukai. Proses ini termasuk pengajuan NIPER (Nomor Induk Pengusaha Ekspor Reimpor) yang merupakan syarat utama dalam aplikasi KITE. Melalui fasilitas KITE, Bea Cukai berkomitmen untuk mendukung peningkatan ekspor nasional dengan memberikan kemudahan impor bahan baku. Ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan industri dalam negeri dan peningkatan volume ekspor, dengan akhirnya menguatkan posisi ekonomi Indonesia di kancah internasional.